Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tahapan Passage Plan dalam Pelayaran Mualim 2 Harus Tau

Passage Plan adalah Tahapan secara kesuluruhan dalam perencanaan suatu pelayaran di atas kapal, pembuatan Passage plan merupakan tanggung jawab mualim 2 berdasarkan intstruksi dan penilaian dari Nakhoda.

Tujuan Passage Plan

passage plan adalah tahapan secara keseluruhan dalam rencana pelayaran kapal
sumber gambar : pixabay

Tujuan Passage plan adalah untuk mempersiapkan secara matang tentang pelayaran guna untuk memastikan keamanan kapal dalam pelayaran sehingga kapal dapat tiba di pelabuhan tujuan dengan selamat.

Berikut ini merupakan tujuan dari passage plan

  1. Memastikan seluruh persiapan terencanan dengan matang
  2. Untuk memastikan bahwa seluru perlengkapan navigasi dalam keadaan normal dan dapat digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing
  3. Semua peta laut yang digunakan dalam pelayaran selalu dipastikan up date
  4. Pelayaran lebih efesian dan lebih aman
  5. Pengenalan terhadap bahaya-bahaya navigasi lebih dini sehingga persiapan menghadapi perubahan cuaca lebih serius
  6. Pembuatan haluan kapal di peta lebih efesien dan lebih aman
  7. Penandaan lokasi-lokasi berbahaya (Navigation warning) dapat dilakukan dengan maksimal
Dengan mengenali berbagai macam bahaya navigasi akan membuat pelayaran lebih aman dan persiapan dalam menghindari keadaan darurat juga lebih besar. Seperti dengan membuat no go area pada setiap daerah yang dianggap terdapat obstacle seperti kerangka kapal, karang, perairan dangkal dan lain sebagainya.

Bagian Passage Plan

Ada 4 tahap Passage Plan dalam pelayaran yaitu sebagai berikut :

  1. Appraisal (Penilaian)
  2. Planing (Perencanaan)
  3. Execution (Eksekusi)
  4. Monitoring (Pemantauan)

Appraisal (Penilaian)

Dalam tahap ini, nakhoda kapal melakukan diskusi dengan mualim 2 (Second Mate), tentang bagaimana dan prosedure apa yang harus dilakukan  untuk berlayar ke pelabuhan tujuan agar tiba dengan selamat. Dalam tahap Ini juga merupakan proses pengumpulan semua informasi yang relevan dengan bagian yang diperlukan, termasuk memastikan setiap risiko dan penilaian terhadap area-area yang berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran. 

Informasi-informasi dalam tahap ini dapat diperoleh dari panduan buku publikasi yang ada di atas anjungan, publikasi-publikasi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Chart catalog (Katalog Peta)
  2. Chart (Peta Laut)
  3. Tide Tables (Tabel Pasang Surut)
  4. Admiralty List of Radio Signals (Daftar Semboyan Radio) 
  5. Admiralty List of Lights and Fog Signals
  6. Admiralty Sailing Directions
  7. Berita Pelaut Indonesia (Notices to Mariners) 
  8. Navigational Warnings (Peringatan Navigasi)
  9. Admiralty Distance Tables
  10. Mariner’s Handbook
  11. Draft of Ship
  12. Personal Experience (Pengalaman Pribadi
  13. Other resource information (Sumber Informasi lainnya)

Publikasi buku tersebut diatas hanyalah beberapa bagian penting dari banyaknya buku-buku yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pelayaran secara khusus dalam tahap Appraisal.

Planing (Perencanaan)

Setelah membuat penilaian penuh dengan menggunakan semua informasi yang ada terkait dengan tahap pertama di atas maka mualim 2 harus mempersiapkan rencana secara terperinci untuk bagian tersebut. 

Pada tahap ini, Pembuatan haluan kapal di atas peta harus berdasarkan informasi yang diperoleh pada tahap pertama di atas. Mulai dari awal keberangkatan pada pelabuhan tolak sampai pada pelabuhan tujuan. Bilah mana ada informasi yang mengharuskan memberikan penandaan pada peta maka hal ini harus dilakukan oleh mualim 2 dengan penuh ketelitian, termasuk perairan pilotage.

Termasuk juga untuk menandai area berbahaya seperti bangkai kapal yang ada dalam perairan, perairan dangkal, terumbu karang, pulau-pulau kecil, posisi berlabuh jangkar bila terjadi keadaan darurat, dan informasi lain yang memberikan keyakinan bahwa navigasi dalam keadaan yang aman.

Hal penting yang harus dilakukan dalam tahap planning adalah sebagai berikut

  1. No-Go areas, yaitu suatu area dimana tidak boleh dilalui oleh kapal 
  2. Margins of safety
  3. Charted Tracks
  4. Natural Transit
  5. Change in engine status
  6. Aborts and Contingencies
  7. Clearing line and bearings
  8. Course alterations and wheel over points
  9. Head Mark
  10. Parallel Indexing, yaitu garis yang merupakan suatu batasan dimana kapal tidak boleh berada di luar batas tersebut.
  11. Leading lines
  12. Tides and current
  13. UKC (Under Keel Clearenc)

Saat mendekati perairan yang terbatas atau sempit, kapal mungkin berada dalam posisi di luar yang tidak adanya tindakan yang mungkin dilakukan selain melanjutkan pelayaran. Seperi ketika kapal memasuki area yang sangat sempit sehingga tidak ada ruang untuk kembali karena tidak dapat memutar haluan kapal. Untuk itulah sebuah posisi digambar pada grafik yang menunjukkan titik terakhir dimana titik tersebut kapal masih memungkinkan untuk kembali atau dapat memutar haluan sejauh 180 derajat.

Execution (Eksekusi)

Pada tahap ini, petugas navigasi melaksanakan rencana yang telah disiapkan. Setelah keberangkatan, kecepatan disesuaikan berdasarkan ETA dan perkiraan cuaca serta kondisi oseanografi. Kecepatan harus disesuaikan agar kapal tidak terlalu dini atau terlambat tiba di pelabuhan tujuan. 

Nakhoda harus mencari tahu berapa lama perjalanan yang diinginkannya, dengan memperhitungkan ketersediaan air dan bahan bakar. Selain yang harus diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya perubahan cuaca di sepanjang jalan. Jika dan ECDIS sedang digunakan, batasan yang sesuai harus ditetapkan berkaitan dengan pengaturan keselamatan.

Monitoring (Pengamatan)

Pemantauan adalah aspek yang memperhatikan pemeriksaan posisi kapal, sehingga tetap dalam jarak aman dari daerah berbahaya. Paralel Indeks dapat digunakan untuk menjaga jarak aman di sekitar bahaya apa pun pada navigasi. Pelayaran yang aman dan sukses hanya dapat dicapai dengan pemantauan yang terus menerus terhadap pelayaran kapal di sepanjang jalur yang telah direncanakan sebelumnya. 

Situasi mungkin muncul di mana perwira navigasi merasa mampu untuk menyimpang dari rencana sebelumnya. Dalam kasus seperti itu, dia harus memberi tahu nakhoda dan mengambil tindakan apa pun yang dianggapnya perlu demi keselamatan kapal dan awaknya.

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dimana semua perwira deck melakukan tugas dan tanggung jawabnya untuk melaksanakan rencana tersebut. Ini membutuhkan penilaian dan pengalaman, kemampuan dalam berlayar dan pengalaman yang baik.

Yakob Taruklangi
Yakob Taruklangi Hi, I am Yakob Taruklangi, I am seafarer working onboard tanker ship as Deck Officer. I have been working since 2019. My hobby is writing and sharing experience with other specially for marine industry, shipping and life at sea.

Post a Comment for "Tahapan Passage Plan dalam Pelayaran Mualim 2 Harus Tau"