Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prosedur Bunker di Kapal yang Benar dan Tepat

Dalam industri perkapalan kata bunker digunakan untuk bahan bakar dan minyak pelumas seperti oli yang dipindahkan dan disimpan di kapal dan hanya digunakan untuk operasi mesin. Jika sebuah kapal membawa bahan bakar untuk dibawa ke pelabuhan lain maka itu tidak disebut sebagai bunker, tetapi bilamana kapal membawanya untuk dipindahkan ke kapal lain yang dipergunakan pada mesin, maka inilah yang disebut sebagai bunker.

prosedure bunker di kapal

Prosedur Bunker

Tidak mengikuti prosedur adalah salah satu kekeliruan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden di atas kapal. Pengisian minyak diesel membutuhkan perhatian dan kewaspadaan penuh untuk mencegah terjadinya insiden seperti kebakaran, tumpahan minyak penyebab pencemaran lingkungan laut.

Pada artikel ini kita akan belajar tentang prosedur bunker di kapal dan apa saja poin-poin penting yang harus diperhatikan. Prosedurnya dibagi menjadi tiga tahap penting yaitu:

  1. Persiapan. Mempersiapkan operasi yang akan mencakup persiapan peralatan, tangki penyimpanan, dan kemananan.
  2. Perform.  Melakukan operasi sesuai prosedur yang telah ditentukan sebelumnya dan menerima bahan bakar kapal sesuai perencanaan.
  3. Wrap-up. Menyelesaikan operasi dengan penuh keamanan dan memastikan jumlah dan kualitas yang tepat telah diterima di atas kapal

Sebelum Operasi

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan proses bunker adalah sebagai berikut:

  1. Chief engineer harus menghitung dan menentukan tangki mana yang akan diisi, setelah dia menerima konfirmasi dari kantor cabang/agen tentang jumlah bahan bakar yang akan diterima.
  2. Diperlukan pengosongan beberapa tangki dan pemindahan minyak dari satu tangki ke tangki lainnya. Hal ini diperlukan untuk mencegah tercampurnya minyak dan mencegah ketidakcocokan antara minyak sebelumnya dan minyak baru.
  3. Pemeriksaan tangki penyimpanan bahan bakar yang tidak akan digunakan juga harus diperiksa untuk mengetahui total bahan bakar yang sudah ada di kapal. Hal ini akan membantu awak kapal jika ada kebocoran valve, dan terjadi perpindahan pindahkan ke tangki yang tidak diinginkan.
  4. Safety meeting harus dilakukan oleh seluruh kru yang akan berpartisipasi harus dijelaskan mengenai hal-hal berikut ini: -
    • Tangki-tangki mana yang akan diisi
    • Urutan tangki yang akan diisi
    • Berapa banyak dan total minyak yang akan diambil
    • Prosedur keselamatan
    • Prosedur darurat jika terjadi tumpahan
  5. Memberikan penjelasan tentang tanggung jawab masing-masing crew
  6. Mengecek dan melakukan sounding semua tanki bahan bakar dan dicatat
  7. Mengisi semua checklist berdasarkan ketentuan management perusahaan 
  8. Semua scupper plug harus di tutup dengan sempurna
  9. Tangki overflow disiapkan di ruang mesin yang terhubung ke tangki minyak dan saluran bunker. Pastikan tangki overflow kosong sebagai tempat untuk memindahkan kelebihan bahan bakar dari tangki yang akan digunakan
  10. Penerangan yang memadai harus diperhatikan
  11. Peringatan dilarang merokok harus ditempatkan dan mudah terlihat oleh semua orang
  12. Komunikasi di atas kapal, tanda-tanda, dan sinyal untuk menghentikan operasi antara kru yang terlibat harus dipahami dengan baik.
  13. Bendera Bravo harus dinaikkan bilah siang hari
  14. Satu buah lampu merah harus dinyalakan pada tiang utama kapal
  15. Valve manifold pada sisi yang berlawanan ditutup dan disegel dengan benar
  16. Draff dan trim kapal dicatat sebelum bunker dan menginformasikan ke master dan chief officer
  17. Semua peralatan SOPEP (Shipboard Oil Pollution Emergency Plan) harus disediakan dan diletakkan dekat manifold
  18. Pihak kapal supplier juga harus dijelaskan mengenai prosedur-prosedur keselamatan dan pencegahan pencemaran agar kesiapan dalam menghadapi resiko bahaya tetap terkendali.
  19. Dokumen kapal supplier diperiksa untuk mengetahui kadar minyak dan densitinya apakah sesuai dengan spesifikasi mesin kapal
  20. Rate pumping disepakati dengan kapal supplier
  21. Hose kemudian disambungkan ke manifold. Kondisi hose harus diperiksa dengan benar dan jika tidak memenuhi syarat maka harus diberitahukan kepada chief engineer
  22. Setelah hose terpasang chief engineer harus memastikan semua valve pada line ke tangki telah terbuka kecuali valve utama pada manifold yang akan digunakan harus tetap ditutup terlebih dahulu.
  23. Komunikasi yang tepat antara kapal supplier dan kapal harus terjalin dengan lancar.
  24. Chief engineer harus memastikan bahwa tombol emergency stop pada kapal supplier berfungsi dengan normal
  25. Setelah semua pemeriksaan tersebut selesai dan semuanya sesuai dengan ketentuan maka valve manifold dibuka dan pengisian berlangsung.

Selama Proses Berlangsung

Selama proses bunker berlangsung pastikan untuk tetap selalu waspada dan mengikuti prosedur yang benar sesaui dengan ketentuan, seperti pada uraian sebagai berikut:

  1. Pada saat star awal pastikan rate pumping harus tetap rendah, hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah minyak masuk ke tangki yang valve-nya dibuka. benar-benar masuk serta juga untuk pengambilan sample terlebih dahulu.
  2. Kru kapal harus memastikan bahwa minyak hanya masuk kedalam tanki yang telah ditentukan sebulumnya, apabilah ada tanki lain yang terisi maka harus segera menginformasikan ke chief engineer.
  3. Setelah memastikan minyak masuk ke tangki yang tepat, rate pumping dinaikkan seperti yang telah disepakati sebelumnya
  4. Umumnya, hanya satu pengisian tangki yang lebih disarankan karena mengukur lebih dari satu tangki pada waktu bersamaan dapat mengakibatkan terjadinya tumpahan.
  5. Maksimum yang dperbolehkan untuk mengisi tangki adalah 90% saja bilah tanki hampir mencapai level tersebut maka tanki lainnya harus dibuka namun terlebih dahulu harus memerintahkan kapal supplier untuk menurunkan rate pumping.
  6. Selama pengisian berlangsung sounding dilakukan secara teratur dengan interval waktu yang teratur. Ketika tanki hampir mencapi level yang ditentukan maka pengambilan sounding harus sesering mungkin untuk mencegah terjadinya overflow.
  7. Temperatur minyak juga harus diperiksa biasanya kapal supplier akan memberikan temperatur, namun anda harus juga mengukurnya sendiri karena temperatur adalah poin penting. jika nilai temperatur berbeda maka akan mempengaruhi jumlah dan volume bahan bakar.
  8. Sampel terus-menerus diambil di manifold untuk memastikan kualitasnya tetap sesuai dengan spesifikasi.

Setelah Selesai (Wrap-up)

Setelah bunker selesai hal umum yang harus dilakukan adalah air blow, air blow bertujuan untuk mengeluarkan semua minyak yang tersisa di dalam line pipa. Pada tahap ini, pastikan semua valve pipa tertutup kecuali valve manifol dan tanki yang akan ditempati menampung jasil blow. 

Setelah air blow selasai maka prosedur selanjutnya adalah sebagai berikut:

  1. Hindari untuk langsung melepas hose dari manifold sebelum mendapat intruksi dari chief engineer. Chief engineer terlebih dahulu menghitung semua jumlah bahan bakar yang diterima kapal kemudia membandingkannya dengan total yang terdapat pada delovery order (DO).
  2. Draft Kapal dan trim harus dicek dan dibandingkan sebelumnya
  3. Melakukan pemeriksaan pada semua tangki yang telah diisi
  4. Volume harus dikoreksi sesuai dengan trim, heel, dan temperatur nahan bakar
  5. Secara umum, untuk setiap derajat kenaikan temperatur, density harus dikurangi 0,64 kg/m3, namun setiap cheif engineer tentu memiliki cara masing-masing.
  6. Empat botol sampel yang diambil selama bunkering harus disimpan dikirim ke pihak yang berwenang. Satu botol disimpan di kapal, satu untuk kapal supplier, satu untuk analisis lab dikirim ke darat dan satu untuk negara pihak pelabuhan yang berwajib.
  7. Chief engineer akan menandatangani tanda terima Bunker dan jumlah total yang diterima
  8. Jika ada kekurangan yang diterima maka chief engineer dapat mengeluarkan surat protes terhadap supplier bilamana kekurangan tersebut tidak dipenuhi oleh supplier.
  9. Setelah semuanya selesai maka sambungan hose dapat dilepas
  10. Sampel harus dikirim ke darat untuk analisis di laboratorium, dan bahan bakar tersebut tidak boleh diperguanakan sebelum hasil analisis dari lab keluar.
  11. Chief engineer akan membuat entri operasi dalam oil record book bersama dengan dokumen yang diterima.
Itulah prosedur bunker yang yang harus dilakukan di atas kapal untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai pelaut sangatlah penting untuk selalu melakukan setiap kegiatan sesaui dengan prosedure yang benar dan tepat.
Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan setiap pembaca. sekian dan terima kasih, salam pelaut.
Yakob Taruklangi
Yakob Taruklangi Hi, I am Yakob Taruklangi, I am seafarer working onboard tanker ship as Deck Officer. I have been working since 2019. My hobby is writing and sharing experience with other specially for marine industry, shipping and life at sea.

Post a Comment for "Prosedur Bunker di Kapal yang Benar dan Tepat"