Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan GAR, NAR, dan GAD pada Batubara

Perbedaan  GAR, NAR, dan GAD pada Batubara - Batubara masih menjadi salah satu sumber energi utama dunia, terutama dalam sektor pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), industri baja, hingga kebutuhan ekspor di pasar global. 

Dalam industri perdagangan batubara, kualitasnya tidak hanya ditentukan oleh bentuk fisiknya, tetapi juga oleh nilai kalorinya atau Calorific Value.

Nilai kalori inilah yang menjadi dasar utama dalam menentukan harga, daya saing, serta banyaknya penggunaan batubara. 

Dalam praktiknya terdapat berbagai standar pengukuran nilai kalori, seperti GAR (Gross As Received), NAR (Net As Received), dan GAD (Gross Air Dried).

Perbedaan  GAR, NAR, dan GAD pada Batubara
Batubara kualitas terbaik dari Banjarmasin Indonesia yang diangkut oleh kapal tongkang kemudian ditransfer ke kapal bulk carrier untuk di ekspor ke luar negeri.

Sayangnya, banyak orang yang masih bingung mengenai perbedaan ketiga istilah ini. Padahal, salah memahami standar kalori bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam kontrak jual beli, baik di pasar domestik maupun internasional. 

Menurut World Coal Association, penetapan standar kalori yang jelas sangat membantu menjaga konsistensi harga dan kualitas batubara dalam perdagangan internasional.

Penjelasan Standar Kalori Batubara

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami mengapa standar kalori batubara seperti sangat diperhatikan. Dalam penggunaannya, batubara tidak hanya dinilai dari jumlah tonase, tetapi juga seperti apa energi yang dapat dihasilkan.

Sebagai contoh, dua batubara dengan berat yang sama bisa saja memiliki nilai kalori yang berbeda. Batubara dengan kandungan kelembaban tinggi akan menghasilkan energi lebih sedikit dibandingkan batubara yang lebih kering. Hal inilah yang membuat standar pengukuran kalori menjadi penting.

Menurut International Energy Agency (IEA), pemahaman nilai kalori batubara berpengaruh langsung terhadap biaya operasional pembangkit listrik. 

Semakin tinggi nilai kalori, semakin sedikit batubara yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah energi tertentu. Hal ini otomatis membuat biaya transportasi, penyimpanan, hingga pembakaran menjadi lebih efisien.

Metode Analisis Kualitas Batubara

Dalam dunia pertambangan, terdapat dua metode utama untuk menganalisis kualitas batubara, yaitu Air-Dried Basis dan As Received.

1. Air-Dried Basis (ADB)

Metode ini dilakukan dengan cara mendiamkan sampel batubara dalam udara terbuka hingga kandungan kelembaban bebas (free moisture) hilang. Hanya kelembaban bawaan (inherent moisture) yang tersisa.

Kelebihan dari metode ADB adalah hasil analisisnya relatif lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh kelembaban luar. Namun, hasil ini tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi batubara saat digunakan di lapangan.

2. As Received (AR)

Metode AR dilakukan berdasarkan kondisi batubara saat diterima oleh konsumen atau laboratorium. Semua kelembaban, baik inherent moisture maupun free moisture, ikut diperhitungkan.

Dikutip dari Wartsila Encyclopedia of Marine Technology, metode AR lebih realistis untuk menggambarkan kondisi sebenarnya, karena memperhitungkan seluruh kandungan kelembaban batubara. Namun, hasilnya bisa sangat bervariasi tergantung kondisi penyimpanan dan pengangkutan batubara.

Kedua metode ini akan memengaruhi hasil akhir perhitungan kalori. Semakin tinggi Total Moisture, semakin rendah nilai kalorinya, dan begitu juga sebaliknya.

Perbedaan GAR, GAD, dan NAR

Dalam perdagangan batubara, terdapat tiga istilah utama yang dijadikan acuan dalam menghitung nilai kalor.

1. GAD (Gross Air Dried)

GAD adalah nilai kalori batubara berdasarkan metode Air-Dried Basis (ADB). Dalam perhitungannya, kelembaban selain inherent moisture diabaikan. Artinya, GAD menunjukkan nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan kondisi nyata.

Menurut Marine Insight, GAD hanya cocok digunakan untuk kebutuhan laboratorium atau perbandingan awal kualitas batubara. Hal ini karena tidak mencerminkan energi yang benar-benar bisa digunakan di lapangan.

2. GAR (Gross As Received)

GAR adalah nilai kalori batubara berdasarkan kondisi As Received (AR) dengan kelembaban total sudah ikut diperhitungkan. Dengan demikian, nilai GAR lebih realistis dibandingkan GAD, namun masih bersifat “gross” karena belum memperhitungkan faktor hidrogen.

Di Indonesia, standar GAR cukup populer digunakan dalam perdagangan domestik. Namun, menurut GlobalCOAL, beberapa negara importir besar seperti China dan Korea lebih memilih menggunakan standar NAR karena dianggap lebih akurat.

3. NAR (Net As Received)

NAR adalah nilai kalori batubara bersih berdasarkan kondisi As Received (AR). Perhitungannya memperhitungkan kandungan hidrogen dan total moisture sebagai faktor pengurang energi.

Menurut API4 Index (Afrika Selatan), NAR adalah standar utama dalam perdagangan internasional. Alasannya karena lebih mendekati energi panas yang benar-benar bisa dimanfaatkan, sehingga lebih adil digunakan sebagai dasar kontrak jual beli.

Sederhananya bahwa nilai GAD selalu lebih besar dari GAR, dan nilai GAR lebih besar dari NAR.

Terdapat beberapa istilah penting lainnya yang sering digunakan dalam analisis batubara antara lain:

  1. Ash Content  yaitu sisa residu tidak terbakar setelah batubara dibakar.
  2. ADB (Air-Dried Basis) yaitu kondisi batubara setelah dikeringkan alami di udara.
  3. ARB (As Received Basis) yaitu kondisi batubara saat diterima, termasuk seluruh kelembaban.
  4. DB (Dry Basis) yaitu kondisi batubara tanpa kandungan kelembaban sama sekali.
  5. ADF (Ash Dry Free Basis) yaitu kondisi batubara tanpa kelembaban dan tanpa abu.
  6. Sulphur Content yaitu kandungan sulfur yang dapat menimbulkan polusi udara.
  7. Fixed Carbon yaitu residu padat yang menjadi sumber energi utama batubara.
  8. Volatile Matter (VM) yaitu zat mudah menguap yang keluar saat batubara dipanaskan.
  9. Total Moisture (TM) yaitu jumlah total air dalam batubara.

Rumus Konversi GAR ke NAR

Untuk mendapatkan nilai kalori bersih, perhitungan GAR biasanya dikonversi menjadi NAR menggunakan rumus:

NAR (kcal/kg) = GAR (kcal/kg) – (50.7H + 5.83TM)

Keterangan:

  • NAR = Net Caloric Value (NCV) dalam As Received Basis.
  • GAR = Gross Caloric Value (GCV) dalam As Received Basis.
  • H = Kandungan hidrogen (biasanya dalam Dry Basis).
  • TM = Total Moisture.

Rumus ini banyak digunakan oleh laboratorium dan lembaga perdagangan batubara untuk memastikan nilai kalori yang tercatat sesuai dengan energi aktual yang dapat dimanfaatkan.

Berikut adalah tabel coil conversion:

konversi perhitungan batubara
Tabel konversi AR, AD dan ADF yang dapat menjadi referensi dalam perhitungan industri batubara

Keterangan Gambar:

  • M adalah Moisture dalam persen (%)
  • a adalah ash dalam persen (%)
  • ar adalah Received basisi
  • ad adalah air dried basis
  • d adalah Dry basisi

Contoh Penerapan dalam Perdagangan

Dalam praktiknya, standar kalori batubara yang dipilih bisa memengaruhi harga jual. Sebagai contoh:

  • Indonesia biasanya menggunakan GAR dalam perdagangan domestik.
  • China dan Korea Selatan lebih memilih NAR untuk kontrak impor.
  • Pasar internasional seperti API4 (Afrika Selatan) dan GlobalCOAL (Australia) menggunakan NAR agar konsisten dengan standar global.

Perusahaan tambang batubara di Indonesia harus mampu menyesuaikan diri dengan permintaan pasar ekspor agar bisa bersaing di kancah internasional.

Pemahaman standar nilai kalori ini dapat meningkatkan transparansi perdagangan batubara global serta meminimalisir risiko kesalahpahaman dalam kontrak bisnis. GAD menunjukkan potensi energi di laboratorium, GAR lebih realistis karena memasukkan kelembaban total. 

Sedangkan NAR paling akurat karena memperhitungkan kelembaban dan hidrogen, sehingga menunjukkan energi bersih yang bisa dimanfaatkan.

Yakob Taruklangi
Yakob Taruklangi I am Yakob Taruklangi, a professional seafarer who has been serving as a Deck Officer on tanker ship and offshore vessel since 2019. Throughout my career, I have gained valuable knowledge and experience in the maritime industry, which I am passionate about sharing with others. Writing allows me to reflect on my journey at sea and provide insights into shipping, seamanship, and life onboard, with the hope of contributing to the wider maritime community.

Post a Comment for "Perbedaan GAR, NAR, dan GAD pada Batubara"