Arti Dan Isi Emergency Towing Booklet Yang Wajib Ada Di Kapal
Saat kapal menghadapi situasi darurat di laut seperti blackout dan kemudi tidak berfungsi atau situasi lainnya sehingga kapal tidak dapat beroperasi, dalam situasi seperti ini tindakan terbaik yang dapat dilakukan adalah menarik kapal (Towing operation).
Towing operation harus mengikuti prosedur dengan peralatan khusus untuk memastikan penarikan berlangsung secara aman. Dalam hal ini, peran emergency towing booklet sangat penting sebagai petunjuk tentang proses penarikan kapal.
![]() |
Emergency towing booklet yang berisi informasi penting sebagai referensi jika kapal melakukan proses penarikan (Towing operation) |
Lalu apa itu Emergency towing booklet dan informasi apa saja yang dapat diperoleh dalam buku tersebut? Melalui artikel ini saya akan membahas secara detail.
Apa Itu Emergency Towing Booklet
Emergency Towing Booklet (ETB) adalah dokumen yang disimpan di kapal yang berisi informasi lengkap tentang prosedur dan peralatan yang digunakan untuk memfasilitasi penarikan kapal dalam keadaan darurat. Itulah sebabnya di indonesia buku ini dikenal dengan istilah Buku Panduan Penarikan Darurat.
Buku ini disusun secara khusus untuk setiap kapal, mengingat rancangan, ukuran, kekuatan struktur, dan peralatan penarik (towing arrangements) yang berbeda-beda pada setiap kapal. Tujuannya sederhana yaitu untuk memastikan towing operation dapat dilakukan dengan tepat, aman, dan efektif oleh kapal tunda terutama ketika kondisi cuaca yang tidak bagus.
Salinan ETB harus disimpan di tempat yang mudah dijangkau dan diketahui oleh semua perwira, biasanya di anjungan (bridge), ruang kendali mesin (engine control room) dan di forecastle deck. Seringkali ditempatkan dalam map atau kotak yang jelas bertanda "Emergency Towing Booklet".
ETB harus selalu diupdate jika ada perubahan yang signifikan pada struktur kapal atau peralatan penariknya dan revisi tersebut harus disetujui oleh pihak yang berwenang yaitu klasifikasi (Class).
Untuk kapal yang dilengkapi dengan Emergency Towing Arrangements, instruksi pelaksanaan dan gambar skematik sederhana tata letak peralatan penarikan darurat harus dipasang secara mencolok di lokasi peralatan penarikan, agar dapat dengan jelas dirujuk oleh awak kapal. Salinannya juga harus dipasang di anjungan (Bridge). Prosedur spesifik dari pembuat peralatan harus tersedia juga di anjungan untuk referensi cepat ketika diperlukan.
Apa Saja Isi Dalam Emergency Towing Booklet
Buku ini dirancang untuk memberikan panduan jelas dalam situasi darurat untuk penarikan, informasi yang dapat diperoleh dalam Emergency Towing Booklet adalah sebagai berikut:
1. Gambar rincih tentang lokasi towing (Detailed drawings)
Diagram skematik yang jelas menunjukkan lokasi dan jenis semua titik sambung penarik (towing points) di kapal, seperti bollard, fairlead, pennant wire attachment points, dan chafing gear points. Ini termasuk kekuatan maksimum (SWL - Safe Working Load).
2. Prosedur melakukan towing (Towing procedure)
Langkah demi langkah dijelaskan dengan rincih serta instruksi detail tentang cara mempersiapkan kapal untuk ditarik. Prosedur dan intruksi yang dimaskud antara lain:
- Cara membentangkan tali penarik/wire pennant dari kapal ke kapal tunda.
- Cara menyambung tali penarik dengan aman ke titik sambung yang ditentukan.
- Penggunaan peralatan bantu seperti chafing gear (pelindung tali) dan pennant wire (tali perantara).
- Prosedur komunikasi yang direkomendasikan dengan kapal penolong.
3. Informasi spesifik kapal (Vessel specific information)
Informasi lengkap mengenai kapal juga terdapat dalam buku ETB, informasi yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
- Nama kapal (Ship’s name)
- Call Sign dan IMO Number
- Tipe Kapal (Type of Ship)
- Ukuran kapal (LOA dan LBP)
- Height of mooring deck above keel
- Dimensi dan tonase kapal
- Draft dan berat saat penuh muatan (Draft and displacement at full loaded)
- Draft dan berat saat tidak ada muatan (Draft and displacement at ballast condition)
- Detail titik sambung penarik beserta kekuatannya (SWL).
- Lokasi penyimpanan peralatan penarik darurat (emergency towing gear) jika ada.
- Karakteristik kapal yang relevan untuk penarikan
4. Daftar peralatan penarikan (Equipment inventory)
Semua alat-alat yang dibutuhkan dan tersedia harus ditulis secara lengkap dalam ETB untuk memudahkan siapapun ketika mencari peralatan tersebut. Alat yang dimaksud adalah peralatan penarik yang tersedia di kapal misalnya pennant wires, shackles, chafing gear, lokasi penyimpanannya, dan spesifikasinya. Selain itu juga harus dijelaskan berapa jumlahnya beserta kondisinya untuk memastikan apakah aman untuk digunakan.
5. Daftar alat komunikasi (List of communication equipments)
Informasi alat komunikasi juga terdapat di dalam ETB guna untuk mempermuda dalam melakukan komunikasi dengan pihak lainnya. Alat komunikasi yang dimaksud seperti inmarsat B, Inmarsat C, Wireless radio, International VHF, GSM Phone dan Portable wireless radio.
Selain itu juga terdapat informasi lainnya yang mungkin diperlukan sebagai informasi tambahan seperti Anchor, chain cables dan mooring ropes.
Pertimbangan Keselamatan (Safety Considerations) tentang bahaya yang terkait dengan operasi penarikan, tindakan pencegahan, dan protokol keselamatan harus dipahami oleh semua awak kapal demi terciptanya pengoperasian yang aman.
Kapan Kapal Harus Melakukan Emergency Towing
Ada situasi tertentu dimana seorang Nakhoda akan memutuskan bahwa penarikan kapal harus dilakukan dengan cara mempertimbangkan berbagai macam faktor dari segala aspek. Baik dari pihak kru kapal, managemen operator maupun owner kapal.
Emergency towing (penarikan darurat) dapat dilakukan ketika menjadi satu-satunya solusi yakni ketika kapal berada dalam situasi seperti:
- Kapal kehilangan kemampuan manuver sehingga tidak dapat digerakkan
- Kapal terombang-ambing dan terbawa ke arah pantai
- Kegagalan mesin induk
- Kehilangan kendali misalnya kehilangan kendali kemudi
- Terjadi kebakaran besar di atas kapal terutama ketika kapal sedang sandar di dermaga
Pedoman tersebut dimaksudkan untuk membantu Nakhoda dalam melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk menetapkan prosedur penarikan darurat, menyediakan informasi mengenai cakupan Emergency Towing Booklet, dan memberikan panduan dalam menyusun prosedur penarikan.
Hal ini bertujuan untuk mendukung awak kapal dalam menentukan tindakan paling aman dan paling efisien yang diambil ketika menghadapi keadaan darurat yang memerlukan penarikan kapal.
Sesuai dengan regulasi SOLAS II-1/3-4, setiap kapal wajib dilengkapi dengan prosedur penarikan darurat yang disesuaikan khusus untuk kapal tersebut sebagai bagian dari kesiapsiagaan dalam menghadapi keadaan darurat.
Oleh karena itu, prosedur rinci sebagaimana tercantum dalam Emergency Towing Booklet (ETB) kapal yang bersangkutan harus diikuti apabila diperlukan.
Informasi Penting Dan Prosedur Melakukan Emergency Towing
Pemilik kapal, operator, dan awak kapal harus memahami bahwa sifat keadaan darurat tidak memungkinkan waktu untuk mempertimbangkan banyak hal. Oleh karena itu, prosedur-prosedur harus dilatihkan sebelumnya.
Informasi Penting yang harus dipahami sebelum melakukan emergency towing pada kapal adalah sebagai berikut:
- Prosedur penarikan harus tersedia di kapal untuk digunakan oleh awak kapal secara langsung dalam mempersiapkan kapal untuk ditarik pada saat keadaan darurat.
- Awak kapal harus memiliki pengetahuan yang baik tentang lokasi penyimpanan peralatan dan kemudahan aksesnya. Setiap perbaikan yang diperlukan terhadap pengaturan penyimpanan harus segera diterapkan.
- Nakhoda dan awak kapal yang menangani situasi darurat harus menyadari kebutuhan daya listrik untuk pengoperasian winch dan alat-alat, serta pencahayaan geladak (untuk kondisi visibilitas buruk dan pada malam hari).
- Disadari bahwa tidak semua kapal memiliki tingkat kelengkapan peralatan yang sama di atas kapal, sehingga mungkin ada batasan terhadap prosedur penarikan yang dapat dilakukan. Namun demikian, tujuannya adalah untuk menentukan sebelumnya apa yang dapat dilaksanakan, dan menyampaikan informasi tersebut kepada awak kapal dalam format yang siap digunakan (buku panduan, gambar rencana, poster, dan sejenisnya).
- Nakhoda harus memastikan bahwa kapal telah diperiksa dan kemampuannya untuk ditarik dalam situasi darurat telah dievaluasi. Baik peralatan di atas kapal maupun prosedur yang tersedia harus ditinjau. Item-item yang perlu diperiksa dijelaskan dalam paragraf-paragraf berikut.
- Kemampuan kapal untuk ditarik dari haluan (bow) maupun buritan (stern) harus dievaluasi, dan item-item berikut harus ditinjau:
- Prosedur penanganan tali (termasuk pengiriman dan penerimaan messenger lines, towlines, bridles)
- Tata letak, kekuatan struktur, dan beban kerja aman (Safe Working Loads) dari titik-titik sambungan seperti fairleads, chocks, winches, bitts, bollards, dan sebagainya
- Alat dan peralatan di atas kapal yang tersedia untuk merakit perlengkapan penarikan dan lokasi penyimpanannya harus diidentifikasi.
- Ketersediaan dan karakteristik peralatan radio di kapal harus diidentifikasi, untuk memungkinkan komunikasi antara awak geladak, anjungan, dan kapal tunda.
Pekerjaan seperti ini harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang peralatan dan operasi penarikan kapal guna untuk menghindari terjadinya insiden.
Oleh karena itu, pekerjaan apapun yang dilakukan harus mengikuti prosedur yang berlaku serta semua alat dan perlengkapan yang akan digunakan diperiksa terlebih dahulu. Apabilah ada alat yang tidak berfungsi dengan baik maka secepat mungkin melakukan penggantian dan melaporkan kepada perwira.
Post a Comment for "Arti Dan Isi Emergency Towing Booklet Yang Wajib Ada Di Kapal"
Sobat pelaut yang ingin bertanya atau berbagi pengalaman silahkan tinggalkan komentar di bawah ini.
Post a Comment