Apa itu Typhoon dan Mengapa Tidak Ada Di Indonesia
Dalam pelayaran suatu kapal typhoon menjadi hal yang harus dihindari karena dapat membahayakan navigasi pelayaran bahkan kapal akan sulit lepas ketika sudah berada dalam pusarannya. Untuk memahami sepenuhnya tentang proses terjadinya Typhoon terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang tekanan udara dan pengaruh gaya Coriolis.
Pengertian Gaya Coriolis
Gaya Coriolis adalah gaya yang membelokkan arah angin terhadap arah gradien tekanan udara. Arah gaya gradien tekanan udara berkedudukan tegak lurus pada garis isobar menuju ke tekanan rendah. Oleh sebab itu, seharusnya arah angin juga tegak lurus pada garis-garis isobar akan tetapi pada kenyataannya angin mengalir menyimpang terhadap arah gradien tekanan udara, hal ini terjadi karena adanya gaya coriolis.
Menurut hukum Buys Ballot bahwa Di belahan bumi utara arah angin menyimpang ke kanan terhadap arah gaya gradien tekanan udaranya. Dan di belahan bumi selatan arah angin menyimpang ke kiri terhadap arah gaya gradien tekanan udaranya.
Rumus Gaya Coriolis: 2VW x Sin L
- V adalah Kecepatan angin
- W adalah Kecepatan perputaran bumi pada porosnya
- L adalah Lintang (Posisi)
Berdasarkan Rumus Coriolis di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi lintang dimana angin yang bersangkutan bertiup, maka nilai gaya Coriolis juga makin besar. Dan begitu juga dengan angin, semakin besar kecepatan angin maka makin besar pula nilai gaya yang dihasilkan.
Pengertian Typhoon
Typhon (Siklon Tropis) adalah suatu daerah yang sempit dengan tekanan udara sangat rendah dikelilingi angin berkecepatan yang sangat tinggi yang berputar menuju arah pusat, pada belahan bumi utara putaran angin berlawanan jarum jam dan pada belahan bumi selatan putaran angin searah jarum jam. Lihat gambar berikut ini untuk lebih jelasnya.
|  | 
| Gambaran arah putaran angin typhoon pada daerah belahan bumi utara dan belahan bumi selatan | 
Di sebut juga sebagai siklon tropis karena terbentuknya pada daerah tropis yaitu pada lintang 10 S/U ke atas.
Siklon Tropis diberbagai daerah mempunyai nama yang berbeda-beda di Atlantik Utara dan Pasifik Utara bagian Timur serta Pasifik Selatan bagian Barat disebut HARRICANE, di Laut Arab, Teluk Benggala dan Pantai India disebut CYCLONE. di Laut Cina dan Pasifik Utara bagian Barat disebut TYPHOON dan di Barat Laut Australia disebut WILLY WILLY.
Siklon ini mulai terbentuk pada permukaan laut di daerah tropis pada tepian sistem tekanan tinggi sub tropika pada musim panas dan permulaan musim gugur untuk belahan bumi yang bersangkutan (Utara atau Selatan).
Daerah-daerah laut atau lautan di dunia yang dapat terbentuk, tumbuh dan berkembang Siklon Tropis, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Lautan Atlantik Utara bagian barat, termasuk perairan Hindia Barat
- Lautan Pasifik Utara bagian tenggara, sebelah barat Mexico.
- Lautan Pasifik Utara bagian barat, termasuk daerah-daerah laut yang terbentang dari laut Cina Selatan, Philipina sampai Jepang.
- Laut Arab, Teluk Benggala dan pantai-pantai India.
- Lautan Hindia Selatan sebelah timur Madagaskar.
- Lautan Pasifik Selatan bagian barat dan perairan sekitar Australia.
Keadaan atsmosfeer yang umumnya dapat terbentuknya Typhoon seperti pada daerah dimana pada suatu musim mempunyai temperatur permukaan laut yang terpanas, yang umumnya terjadi di bagian barat dari lautan di daerah tropika pada musim panas dan permulaan musim gugur.
Daerah dimana di atasnya merupakan udara equator yang sangat basah dan labil sampai lapisan atmosfeer yang cukup tinggi, yang umumnya terdapat pada daerah dengan temperatur permukaan air laut yang tinggi.
Juga pada keadaan atmosfer di daerah dimana variasi keadaan angin dengan perubahan tinggi relatif kecil diseluruh lapisan troposfeer bagian bawah. Derah dimana sebelumnya terjadi pusaran angin yang lemah (tropical disturbance dan tropical depresion).
Selain itu juga dapat terbentuk pada keadaan atmosfer di daerah dimana terjadi gangguan pada angin pasat timur, dimana arus udara membelok, belokan arah angin yang dapat terjadinya tekanan rendah.
Mengapa Typhoon Tidak Ada Di Indonesia
Sebagaimana kita ketahui bahwa wilaya Indonesia terletak pada lintang 6 derajat Utara sampai dengan lintang 10 derajat selatan. Sehingga jika kita hitung untuk lintang tertinggi seperti lintang 10 derajat maka akan diperoleh nilai gaya Coriolisnya sama dengan Nol.
= 2VW x Sin Lintang
= 2VW x Sin 10
= 2VW x 0
= 0
Pada daerah Indonesia, angin bertiup dari tekanan udara tinggi kemudian lurus (tanpa mengalami penyimpangan) menuju ke tekanan rendah, sehingga bergerak cepat dan cepat juga kembali normal. Angin bergerak lurus tersebut disebabkan oleh nilai gaya Coriolis yang sangat kecil atau bahkan sama dengan Nol.
Jika gaya Coriolis sama dengan Nol maka angin tidak mengalami penyimpangan, sedangkan Typhoon terjadi karena adanya penyimpangan angin ke kiri atau ke kanan. Jadi itulah penyebab Typhoon tidak ada di Indonesia.
Bentuk dan Arah Pergerakan Typhoon
Typhoon berbentuk elips dengan poros panjang kurang lebih satu setengah kali lebih panjang dari poros pendeknya. Isobar-isobar sebuah siklon tropis makin mendekat ke pusat makil kecil, yang berarti nilai gradien tekanan udaranya makin besar.
Luas daerah tyohoon bisa mencapai 300 mil garis tengahnya, tetapi umumnya tidak lebih dari 500 sampai denga. 600 mil laut garis tengahnya.
Pergerakan Typhoon di belahan bumi utara yaitu mulai bergerak ke arah Barat terus ke Barat Laut terus ke Utara terus ke Timur Laut sampai akhirnya menghilang.
Dan pergerakan di belahan bumi Selatan yaitu mulai bergerak ke arah Barat terus ke Barat Daya terus ke Selatan terus ke Tenggara sampai akhirnya menghilang.
Siklon tropis umum berasal dari daerah antara 8º sampai dengan 20º dari equator dan bergerak kearah barat. Tetapi tidak pernah berasal dari daerah kurang dari 5 derajat dari equator, karena gaya Coriolis sangat kecil, dan tepat diatas Equator maka nilai gaya coriolis adalah nol.
Dengan demikian, maka system tekanan rendah di daerah Equator dapat dinetralisir dengan cepat. Pada umumnya lintasannya berbentuk parabola mengelilingi daerah tekanan tinggi tetap diatas lautan
Semakin tinggi suatu lintang maka kecepatannya juga semakin besar, pada umumnya Typhoon bergeser mengikuti isobar-isobar di tepian system tekanan tinggi subtropis dengan kecepatan sebagai berikut:
- Di sekitar lintang 10 kira-kira sekitar 5 knots
- Di sekitar lintang 20 kira-kira sekitar 10 knots
- Di sekitar lintang 30 kira-kira sekitar 15 knots
Di sekitar pusat typhoon angin bertiup dengan kecepatan sangat tinggi, umumnya melebihi 100 knots. Sedangkan pada pusatnya terdapat daerah dengan cuaca cerah kadang-kadang dengan sedikit awan rendah dan teduh.
Pusat siklon tersebut biasa disebut “Eyes the of storm” atau Vortex dengan permukaan laut yang menggunung dan dibarengi suara gemuruh.
Pada permulaannya luas Eyes of the storm hanya satu sampai dua mil laut garis tengahnya, tetapi akan makin membesar apabila mencapai lintang-lintang yang tinggi yaitu 30 sampai dengan 40 mil atau lebih.
Di luar daerah Vortex terdapat banyak awan terutama awan Cumulo-nimbus dan awan Nimbo stratus serta awan-awan lainnya, awan tersebut kadang tampak sampai jarak 200 mil laut.
Keadaan cuaca yang diakibatkan oleh awan tersebut seperti hujan yang lebat dan angin yang berkecepatan sangat tinggi, permukaan laut yang bergelombang sangat besar dan thunderstorm.
Permukaan laut pada pusat siklon tropis yang menggunung lebih tinggi dari sekitarnya disebut sebagai “gelombang pasang siklon tropis”, Gelombang pasang tersebut apabila mencapai pantai atau daratan dapat menimbulkan bencana.
Gelombang pasang ini terjadi karena air permukaan laut dari sekitarnya yang terkumpul ke arah pusat oleh angin yang mengalir dari segala jurusan serta di pusatnya tekanan sangat rendah sehingga permukaan laut tersedot naik keatas.
Dangerous Semicircle dan Navigable Semicircle
Dangerous semicircle adalah setengah lingkaran typhoon dimana kapal-kapal yang berada di dalam sektor tersebut umumnya sulit untuk dapat melarikan diri dari pusat siklon tropis.
Navigable semicircle adalah setengah lingkaran typhoon dimana kapal-kapal yang berada di dalam sektor tersebut masih memungkinkan untuk dapat melarikan diri dari pusat siklon tropis.
Pada gambar dibawah ini, Kapal A dan B berada di Right-hand semicircle yang merupakan daerah Dangerous semicirlcle sedangkan Kapal C dan D berada di Left-hand semicircle yang merupakan daerah Navigable semicirlcle.
Kapal P dan Q berada di Right-hand semicircle yang merupakan daerah Navigable semicirlcle sedangkan kapal R dan S berada di Left-hand semicircle yang merupakan daerah Dangerous semicirlcle.
|  | 
| Perbedaan antara dangerous semicircle dan navigable semicircle | 
Keadaan di bawah ini dapat membantu para awak kapal memperkirakan keberadaan siklon tropis disekitar posisi kapal. Jika benar-benar akan lewat dekat dengan posisi kapal, maka pada umumnya ada tiga tahapan dalam penurunan tekanan udara yaitu:
- Jika tekanan udara turun atau jatuh perlahan-lahan dari variasi hariannya, umumnya posisi kapal berada sejauh 150 s.d.120 mil dari pusat.
- Jika tekanan udara turun atau jatuh sedang dari variasi hariannya, umumnya posisi kapal berada sejauh 120 s.d. 60 mil dari pusat.
- Jika tekanan udara turun dengan cepat dari variasi hariannya, umumnya posisi kapal berada sejauh 60 s.d. 10 mile dari pusat.
Kedatangan siklon tropis umumnya didahului oleh hari dengan keadaan yang tidak biasa dimana visibility sangat kurang, udara yang seakan-akan menyesakkan napas. Keadaan ini kemudian diikuti datangnya awan cirrus yang tebal kadang-kadang berbentuk huruf "V" menuju suatu titik arah pusatnya.
Di laut terbuka dimana tidak ada daratan yang menghalangi pada arah kapal dengan pusat siklon tropis, maka datang swell atau alun, dimana alun berjalan lebih cepat.
Unsur-unsur yang dapat digunakan sebagai tanda adanya atau mendekatnya sebuah typhoon adalah sebagai berikut:
- Tekanan Uadara, Terjadi penyimpangan penurunan tekanan udara yang sangat drastis jauh di bawah nilai normalnya.
- Angin, Terjadi penyimpangan arah dan kecepatan angin yang biasa bertiup di daerah tersebut dan dimana arahnya terus berubah-ubah dan keepatannya terus bertambah.
- Swell wave atau Alun, datangnya swell atau alun yang makin lama makin besar, dimana hal ini dikarenakan kecepatan perjalanan swell tersebut lebih cepat dari pergeseran siklon tropis yang bersangkutan.
- Awan, Awan-awan Cirrus dan Cirro Cumulus yang tersusun dalam barisan yang menuju kesuatu pusat di langit.
Tindakan yang perlu segera diambil meliputi:
- Mengusahakan agar jarak antara kapal dan pusat typhoon sejauh mungkin.
- Mengingatkan kapal-kapal lain yang berada di daerah tersebut dari keadaan bahaya tersebut.
- Menempatkan kapal pada posisi yang aman dengan memperkirakan posisi pusatnya yang bersangkutan dan berusaha memperkirakan jaraknya dari posisi kapal.
- Menentukan kemungkinan kapal berada pada sektor apa dari siklon tropis yang bersangkutan dan Mengeplot kemungkinan lintasannya.

 
Post a Comment for "Apa itu Typhoon dan Mengapa Tidak Ada Di Indonesia"
Sobat pelaut yang ingin bertanya atau berbagi pengalaman silahkan tinggalkan komentar di bawah ini.
Post a Comment