Fungsi Fire Pump di Kapal dan Cara Pengoperasiannya
Fire pump menajdi lini pertahanan utama ketika terjadi kebakaran di kapal saat sedang di laut karena bantuan eksternal sangat sulit didapatkan. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai pompa kebakaran di kapal, mulai dari pengertian, jenis, kapasitas, persyaratan sesuai aturan SOLAS, hingga prosedur pengoperasian dan perawatannya.
![]() |
| Gambaran Emergency fire pump yang digunakan di atas kapal |
Pengertian Fire Pump
Fire pump adalah alat yang digunakan untuk memompa air pada tekanan tinggi dan menyalurkannya ke pipa kebakaran (fire main system). Pompa ini membantu menyalurkan air ke seluruh titik kebakaran melalui fire hydrant dan fire hose, sehingga dapat memadamkan api dengan cepat.
Jenis pompa yang paling banyak digunakan adalah pompa sentrifugal karena mampu memberikan kapasitas aliran yang besar, baik air maupun busa.
Fungsi Fire pump di kapal antara lain:
- Menyuplai air ke selang kebakaran di seluruh area kapal, termasuk ruang mesin, geladak utama, akomodasi, hingga ruang kemudi.
- Digunakan untuk pencucian jangkar di forecastle.
- Menjadi penggerak air pada ejektor bilge ruang kargo maupun ruang muatan berbahaya.
- Dapat dipakai untuk mengisi kolam renang untuk jenis kapal penumpang.
Jenis-jenis Fire Pump
1. Pompa Kebakaran Utama (Main Fire Pump)
Pompa kebakaran utama dipasang di ruang mesin, biasanya pada platform paling bawah, dan digerakkan oleh motor listrik dari suplai utama kapal.
Lokasinya umumnya berdekatan dengan general service pump (GS Pump) dan ballast pump, serta terhubung dengan jalur pipa kebakaran utama. Dalam beberapa instalasi, pompa ini dikenal dengan istilah general service and fire pump.
Pompa ini tidak boleh digunakan untuk memompa minyak, karena berisiko tinggi terhadap keselamatan.
2. Pompa Kebakaran Darurat (Emergency Fire Pump)
Pompa kebakaran darurat merupakan cadangan dari pompa utama. Pompa ini sangat penting karena jika pompa utama gagal, sistem pemadam kebakaran akan lumpuh.
Menurut aturan SOLAS Chapter II-2 Regulation 4, kapal penumpang ≥ 1000 GT dan kapal kargo ≥ 2000 GT wajib dilengkapi emergency fire pump.
Lokasi dan letak pemasangan emergency fire pump di kapal antara lain:
- Geladak atas (upper deck).
- Steering flat.
- Shaft tunnel.
- Bagian depan kapal, misalnya bow thruster room.
Pompa kebakaran darurat bisa digerakkan oleh mesin diesel atau motor listrik dari generator darurat.
Persyaratan Fire Pump
1. Kapal Penumpang
- Kapal penumpang dengan ukuran kecil dari 4000 GT harus minimal 2 pompa kebakaran.
- Kapal penumpang dengan ukuran besar dari 4000 GT harus minimal 3 pompa kebakaran.
- Kapasitas pompa harus lebih besar atau sama dengan ⅔ dari kapasitas pompa bilge.
2. Kapal Kargo
- Kapal kargo dengan ukuran lebih besar dari 1000 GT minimal 2 pompa kebakaran dengan sistem penggerak independen.
- Kapal kargo dengan ukuran lebih kecil dari 1000 GT jumlah pompa ditentukan oleh administrasi.
- Kapasitas pompa harus sama dengan atau lebih besar dari 4/3 kapasitas pompa bilga pada kapal penumpang dengan ukuran yang sama, dengan batas maksimal 180 m³/jam.
- Kapasitas setiap pompa tidak boleh lebih kecil dari 25 m³/jam dan minimal 2 jet air.
3. Kapasitas Pompa Darurat
- Wajib tersedia di kapal penumpang ≥ 1000 GT dan kapal kargo ≥ 2000 GT.
- Kapasitas minimal 25 m³/jam dengan dua jet ½ inci, mampu menyembur horizontal sejauh ≥ 40 ft.
- Jika dipasang di atas permukaan air, harus dilengkapi sistem priming.
- Tangki bahan bakar mesin diesel harus cukup untuk pengoperasian minimal 3 jam penuh.
4. Persyaratan Tambahan
- Apabila jenis pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal, maka harus dipasang katup non-return (check valve). Fungsinya untuk mencegah aliran balik air ke arah pompa saat pompa tidak sedang beroperasi.
- Jika menggunakan positive displacement pump (pompa displacement positif), maka wajib dilengkapi dengan relief valve. Komponen ini berfungsi melindungi sistem dari lonjakan tekanan yang dapat terjadi ketika valve jalur tertutup tetapi pompa tetap bekerja.
- Batas tekanan kerja yang aman pada sistem utama ditentukan berdasarkan desain pipa dan kapasitas pompa, serta harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas atau administrasi terkait.
Pipa untuk sistem pompa utama dilapisi dengan galvanis untuk mencegah korosi akibat air laut. Diameter pipa bervariasi antara 50 mm hingga 180 mm, tergantung jenis dan ukuran kapal.
Itulah sebabnya dilarang melakukan pengelasan atau pemotongan pada pipa kebakaran karena dapat merusak lapisan galvanis. Jika terjadi kerusakan besar, bagian pipa harus diganti dengan pipa galvanis baru.
Cara Mengoperasikan Fire Pump
![]() |
| grafik visual untuk pengoperasian fire pump |
Emergency fire pump di kapal dapat dioperasikan dari beberapa lokasi seperti:
- Fire control station (Local Control)
- Ruang kontrol mesin (Engine Control Room)
- Ruang kontrol muatan (CCR),
- Anjungan kapal (bridge),
- Ruang depan kapal (forecastle).
Menurut FSS Code, pompa kebakaran harus bisa dioperasikan dari beberapa lokasi, dan harus dilengkapi dengan instruksi pengoperasian di setiap sistem pemadam. Tujuannya agar kru kapalnya dapat menjalankan prosedur dengan tepat dalam situasi darurat.
Cara dan prosedur pengoperasian fire pump antara lain:
- Buka penuh katup hisap (suction valve), guna untuk memastikan aliran air dapat mengalir tanpa hambatan.
- Pastikan tangki priming terisi air, jika jenis pompa adalah self-priming. Air di tangki ini berfungsi untuk memulai aliran melalui pompa.
- Tutup valve discharge, lalu buka air vent pada casing volute pada pompa sentrifugal. Tunggulah hingga air muncul di vent sebagai tanda bahwa sistem sudah terisi air penuh.
- Setelah air muncul, tutup kembali air vent, lalu hidupkan pompa untuk mencegah cavitation serta untuk memastikan pompa bekerja dengan maksimal.
- Buka secara perlahan valve discharge, agar air dapat keluar dengan stabil.
- Jika pompa adalah tipe self-priming, tutup valve check vacuum pump agar sistem bisa beroperasi normal tanpa gangguan.
Port State Control (PSC) biasanya menginterview kru terutama rating seperti AB kapal untuk mengetahui bagaimana pemahamannya tentang pengoperasian fire pump. Oleh karena itu ketika melakukan pelatihan seperti fire drills di kapal kru harus diberikan familisasi dengan benar. Semua ABK kapal harus familiar dan mampu menjalankan prosedur (tanpa harus dibimbing) ketika sedang menghadapi keadaan darurat.
Komponen Utama Fire Pump
1. Pompa
Pompa merupakan inti dari keseluruhan sistem pemadam kebakaran. Tanpa pompa, air tidak akan dapat dialirkan dengan tekanan yang cukup menuju sprinkler, hydrant, maupun selang kebakaran. Dua jenis pompa yang umum digunakan adalah pompa sentrifugal dan pompa displacement positif.
Pompa sentrifugal lebih banyak dipakai karena mampu menghasilkan aliran air dalam jumlah besar dengan tekanan stabil, sedangkan pompa displacement positif digunakan pada kondisi tertentu yang membutuhkan tekanan sangat tinggi meskipun dengan kapasitas aliran yang lebih kecil.
2. Suction Pompa
Suction pompa adalah bagian yang berfungsi menarik air dari sumbernya, baik dari tangki air tawar, reservoir khusus, maupun sea chest kapal.
Sistem hisap yang baik harus dirancang agar tidak terjadi gangguan aliran seperti masuknya udara atau kotoran yang dapat menyebabkan kerusakan pada pompa.
Jika sistem hisap tidak optimal, pompa bisa mengalami cavitation, yaitu kondisi di mana gelembung udara terbentuk di dalam aliran sehingga menurunkan kinerja pompa dan memperpendek usia pakai.
3. Discharge Head
Discharge head adalah saluran keluaran pompa yang menghubungkan pompa dengan jaringan pipa proteksi kebakaran. Bagian ini menjadi jalur utama bagi air bertekanan untuk dialirkan ke hydrant, sprinkler, atau selang kebakaran.
Desain discharge head harus mampu menahan tekanan tinggi secara berkesinambungan, sehingga harus dilengkapi dengan valve nonreturn yang mencegah aliran balik.
4. Penggerak (Driver)
Driver atau penggerak adalah sumber tenaga utama yang digunakan untuk mengoperasikan pompa. Terdapat beberapa jenis penggerak yang umum digunakan, yaitu motor listrik, mesin diesel, dan mesin bensin.
Motor listrik sering dipilih karena kemudahan operasional dan perawatannya, sementara mesin diesel digunakan sebagai cadangan apabila terjadi kegagalan pasokan listrik. Dalam situasi darurat, keberadaan penggerak alternatif ini sangat penting karena menjadi pompa yang dapat digunakan kapan pun dibutuhkan.
5. Panel Kontrol
Panel kontrol berperan sebagai pusat kendali atau otak dari sistem pompa kebakaran. Panel ini bertugas memantau kondisi tekanan dalam sistem, mengaktifkan pompa secara otomatis ketika tekanan turun, serta memberikan alarm jika terjadi gangguan.
Panel kontrol terhubung langsung dengan sistem fire detector sehingga begitu alarm aktif, pompa akan menyala tanpa harus dioperasikan secara manual. Hal seperti ini akan membuat sistem bekerja lebih cepat dan efisien sehingga dapat mengurangi risiko keterlambatan penanganan kebakaran.
6. Pressure Relief Valve
Pressure Relief Valve adalah komponen penting yang berfungsi melindungi pompa dan sistem dari bahaya tekanan berlebih (overpressure). Jika katup jalur tertutup atau terjadi lonjakan tekanan mendadak, relief valve akan terbuka untuk mengalirkan kelebihan tekanan keluar dari sistem. Dengan cara ini, pompa tetap aman digunakan dan risiko kerusakan dapat dihindari.
7. Jockey Pump
Jockey pump adalah pompa kecil otomatis yang bekerja untuk menjaga tekanan sistem tetap stabil tanpa harus mengoperasikan pompa utama setiap saat. Ketika tekanan dalam sistem turun, jockey pump akan aktif untuk mengembalikan tekanan ke level normal.
Sebaliknya, ketika kebakaran terjadi dan penurunan tekanan signifikan terdeteksi, pompa utama akan segera aktif menggantikan jockey pump. Dengan adanya jockey pump, efisiensi sistem meningkat dan umur pakai pompa utama menjadi lebih panjang.
Perawatan Fire Pump
Agar pompa kebakaran stetap dalam kondisi siap pakai, perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin, cara perawatannya meliputi:
- Melumasi bantalan dengan oli atau grease.
- Mengecek suhu bantalan.
- Memeriksa kondisi gland packing.
- Memastikan tidak ada kebocoran pada mechanical seal.
- Menutup katup hisap dan discharge jika pompa tidak digunakan lama.
- Mengosongkan air pada pompa saat berlayar di daerah dingin.
- Mengecek pompa standby saat pompa lain beroperasi.
- Memantau bunyi atau getaran abnormal.
Tindakan-tindakan yang penting diketahui dalam melakukan perwatan pompa kebakaran antara lain:
- Jika pompa darurat ditempatkan di bow thruster room, pastikan ventilasi memadai atau pintu ruangan terbuka saat masuk.
- Pada cuaca dingin, kosongkan pipa dan deck wash untuk mencegah pembekuan.
- Jangan pernah menutup katup hisap ketika pompa sedang bekerja.
- Untuk gland packing, sedikit kebocoran air dianggap normal, tetapi untuk mechanical seal kebocoran tidak boleh terjadi.
- Saat mengisi grease, buka drain plug agar grease lama keluar.
Terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel karyapelaut.com semoga memberikan informasi yang bermanfaat.


Post a Comment for "Fungsi Fire Pump di Kapal dan Cara Pengoperasiannya"
Sobat pelaut yang ingin bertanya atau berbagi pengalaman silahkan tinggalkan komentar di bawah ini.
Post a Comment