Pengertian dan Jenis-Jenis Angin Di Bumi
Angin adalah gerakan udara secara horizontal yang mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin dinyatakan dengan arah dari mana angin datang, misalnya angin barat berarti angin yang datang dari arah barat. Arah angin diukur dengan alat Windvane dan kecepatannya diukur dengan alat Anemometer.
Pada permukaan bumi angin mengalami gaya gesekan dari permukaan bumi. Semakin besar permukaan bumi yang bersangkutan maka semakin besar pula gaya gesekan yang dialami oleh angin yang bertiup di atasnya. Di atas daratan gaya gesekan lebih besar dari pada di permukaan laut.
Angin Gradien adalah angin yang mengalir disekitar isobar-isobar yang lengkung tanpa mengalami gaya gesekan dari permukaan bumi, Angin ini dapat dijumpai pada ketinggian 500 m ke atas.
Angin geostrofis adalah angin yang mengalir disekitar isobar-isobar yang lurus, tanpa mengalami gaya gesekan dari permukaan bumi, Angin ini dapat dijumpai pada ketinggian 500 m ke atas, dimana gaya gesekan dengan permukaan bumi dianggap bernilai amat kecil
Hukum Buys Ballot
Menurut Hukum 1 Buys Ballot bahwa "Dibelahan bumi utara arah angin menyimpang ke kanan dan dibelahan bumi selatan arah angin menyimpang ke Kiri terhadap arah gaya tekanan udaranya".
![]() |
| Gambaran yang menunjukkan bahwa arah angin menyimpang ke kanan terhadap arah gradien pada belahan bumi utara |
Gambar di atas jelas menunjukkan bahwa untuk belahan bumi Utara arah angin (v) selalu menyimpang ke kanan.
![]() |
| Gambaran yang menunjukkan bahwa arah angin menyimpang ke kiri terhadap arah gradien pada belahan bumi selatan |
Gambar di atas jelas menunjukkan bahwa untuk belahan bumi selatan arah angin (v) selalu menyimpang ke kiri.
Menurut Hukum II Buys Ballot yang menyatakan bahwa "Di belahan Bumi Utara, disekeliling sistem tekanan udara tinggi angin mengalir secara clockwise dan di sekeliling system tekanan udara rendah angin mengalir secara counter clockwise. Sedangkan di belah Bumi Selatan, di sekeliling system tekanan tinggi angin mengalir secara counter clockwise, dan di sekeliling system tekanan Rendah angin mengalir secara clockwise".
Menurut Hukum III Buys Ballot yang menyatakan bahwa "Di belah Bumi Utara, kalau kita membelakangi angin, maka pusat tekanan Rendah terletak dalam arah tangan kiri agak ke depan, dan pusat tekanan Tinggi terletak dalam arah tangan kanan agak ke belakang. Sedangkan Di belah Bumi Selatan, kalau kita membelakangi angin, maka pusat tekanan Rendah terletak dalam arah tangan kanan agak ke depan, dan pusat tekanan Tinggi terletak dalam arah tangan kiri agak ke belakang".
Jenis-Jenis Angin di Bumi
Angin di Bumi dibagi dalam 3 golongan yaitu:
- Angin Tetap yang terdiri atas Angin Pasat dan angin Barat Tetap
- Angin Periodik yang terdiri atas Angin Muson dengan periode enam bulan, Angin Darat dan angin Laut dengan periode satu hari, Angin Lembah dan angin Gunung dengan periode satu hari.
- Angin LOKAL atau Angin Setempat yang terdiri dari Angin Fohn, Angin Bora, Mistral, Scirocco dan Marmattan
Angin Pasat
Angin pasat adalah angin tetap yang bertiup secara konstan dari daerah bertekanan tinggi subtropika menuju daerah bertekanan rendah di sekitar khatulistiwa (daerah equatorial). Angin ini merupakan bagian penting dari sistem sirkulasi umum atmosfer bumi yang berperan besar dalam mengatur pola cuaca dan iklim global.
Disebut “angin tetap” karena arah dan polanya relatif stabil sepanjang tahun, berbeda dengan angin muson yang berubah arah sesuai musim.
Berdasarkan arah datangnya, angin pasat dibedakan menjadi dua jenis:
- Angin Pasat Timur Laut yaitu bertiup dari timur laut menuju barat daya di belahan bumi utara.
- Angin Pasat Tenggara yaitu bertiup dari tenggara menuju barat laut di belahan bumi selatan.
Kedua angin ini bertemu di sekitar khatulistiwa pada suatu zona yang disebut Zona Konvergensi Antar Tropik (ITCZ – Intertropical Convergence Zone). Di zona ini, udara naik ke atmosfer dan sering menimbulkan pembentukan awan serta hujan lebat, menjadikannya wilayah dengan curah hujan tinggi.
Angin pasat terbentuk akibat perbedaan tekanan udara antara wilayah subtropis dan khatulistiwa. Di daerah khatulistiwa, pemanasan oleh sinar matahari sangat intens sehingga udara menjadi panas dan naik ke atmosfer, menciptakan daerah bertekanan rendah.
Sebaliknya, di daerah subtropis sekitar 30° lintang utara dan selatan, udara yang telah turun menjadi lebih padat dan membentuk daerah bertekanan tinggi. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, menghasilkan aliran angin pasat.
Namun, karena rotasi bumi (efek Coriolis), arah angin ini tidak langsung lurus menuju khatulistiwa, melainkan menyimpang. Di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
Para pelaut pada masa penjelajahan samudra memanfaatkan angin pasat untuk mempercepat perjalanan kapal layar melintasi Samudra Atlantik dan Pasifik.
Angin Barat Tetap
Angin Barat Tetap adalah angin yang bertiup secara konstan dari arah barat menuju timur di wilayah lintang menengah bumi. Angin ini terutama ditemukan di belahan Bumi Selatan antara lintang 40º hingga 60º Selatan.
Disebut “tetap” karena arah dan sifat tiupannya relatif konsisten sepanjang tahun. Angin ini merupakan bagian dari sistem sirkulasi atmosfer global yang membantu mendistribusikan panas dan kelembapan dari daerah tropis menuju daerah kutub.
Fenomena Angin Barat Tetap hanya ada di belahan Bumi Selatan karena wilayah tersebut didominasi oleh lautan luas yang nyaris tanpa penghalang daratan. Hal ini memungkinkan angin bergerak bebas dengan kecepatan tinggi dan arah yang stabil.
Sebaliknya, di belahan Bumi Utara, wilayah lintang 40 hingga 60 derajat lebih banyak terdiri atas daratan besar seperti Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Keberadaan daratan ini menjadi penghalang yang menghambat dan mengubah pola aliran angin, sehingga angin barat tidak bisa bertiup secara tetap dan teratur sebagaimana di belahan selatan.
Angin Barat Tetap di belahan Bumi Selatan dikenal sangat kuat dan stabil, terutama di daerah antara lintang 40 hingga 60 Selatan yang dijuluki dengan istilah “Roaring Forties”, “Furious Fifties”, dan “Screaming Sixties”.
Julukan ini menggambarkan kecepatan dan kekuatan angin yang luar biasa di wilayah tersebut, sering kali disertai gelombang laut yang tinggi. Kombinasi antara luasnya lautan dan efek rotasi bumi menyebabkan angin di daerah ini berhembus dengan intensitas yang sangat kuat dan berkesinambungan.
Proses Terbentuknya Angin Barat Tetap adalah karena adanya perbedaan tekanan antara daerah bertekanan tinggi subtropis (sekitar 30º lintang) dan daerah bertekanan rendah subpolar (sekitar 60º lintang). Udara bergerak dari daerah tekanan tinggi menuju daerah tekanan rendah, menghasilkan aliran angin dari barat ke timur. Rotasi bumi (efek Coriolis) menyebabkan arah angin tersebut berbelok ke kiri di belahan Bumi Selatan dan ke kanan di belahan Bumi Utara. Akibatnya, di belahan selatan terbentuk pola aliran angin barat yang kuat dan stabil.
Angin Muson
Angin Muson adalah angin yang bertiup secara periodik setiap 6 bulan, dengan arah yang berubah-ubah mengikuti pergeseran posisi matahari atau deklinasi matahari. Perubahan arah ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara antara daratan dan lautan yang terjadi secara bergantian akibat pemanasan yang tidak merata.
Karena daratan lebih cepat panas dan cepat dingin dibanding lautan, maka arah aliran angin akan berubah sesuai musim menuju daratan pada musim panas (summer) dan menuju laut pada musim dingin (winter).
Proses terbentuknya angin muson berawal dari perbedaan tekanan udara antara benua dan lautan. Pada musim panas (summer), daratan mengalami pemanasan lebih cepat sehingga tekanan udaranya menjadi rendah. Sementara itu, lautan yang suhunya lebih stabil memiliki tekanan udara lebih tinggi. Akibatnya, udara dari lautan bergerak menuju daratan, membawa uap air yang menyebabkan curah hujan tinggi.
Sebaliknya, pada musim dingin (winter), daratan lebih cepat mengalami pendinginan sehingga tekanannya menjadi tinggi, sedangkan lautan memiliki tekanan lebih rendah. Hal ini menyebabkan angin bertiup dari daratan menuju lautan, biasanya membawa udara kering dan cuaca cerah.
Perubahan arah angin inilah yang membuat angin muson dikenal sebagai angin periodik setengah tahunan, karena terjadi dua kali dalam satu tahun sekali bertiup ke daratan dan sekali bertiup ke lautan.
Kondisi angin muson sangat berpengaruh terhadap pola cuaca di wilayah Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa. Karena posisi Indonesia terbagi antara bagian Utara dan Selatan ekuator, maka pola angin musonnya juga sedikit berbeda di masing-masing wilayah:
- Di Indonesia bagian Utara ekuator, terjadi Angin Muson Timur Laut antara bulan Oktober hingga Mei, dan Angin Muson Barat Daya antara Mei hingga Oktober.
- Di Indonesia bagian Selatan ekuator, terjadi Angin Muson Barat Laut antara bulan Oktober hingga Mei, dan Angin Muson Tenggara antara Mei hingga Oktober.
Meskipun arah dan penamaannya berbeda, prinsip dasarnya sama: setiap periode enam bulan, arah angin berubah berdasarkan Deklinasi matahari yang bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya.
Angin muson menyebabkan terjadinya pola musim di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Saat Angin Muson Barat (Barat Daya dan Barat Laut) bertiup, udara lembap dari Samudra Hindia mengalir ke wilayah Indonesia, menyebabkan peningkatan curah hujan. Inilah yang menandai musim hujan, yang biasanya terjadi antara Oktober hingga April.
Sebaliknya, saat Angin Muson Timur (Timur Laut dan Tenggara) bertiup, udara kering dari benua Australia menuju Indonesia, mengakibatkan cuaca panas dan kering. Inilah periode musim kemarau, yang berlangsung antara Mei hingga September.
Angin Darat dan Angin Laut
Angin Darat dan Angin Laut adalah angin periodik harian yang terjadi di daerah pesisir pantai akibat adanya perbedaan panas antara daratan dan lautan oleh sinar matahari. Disebut periodik karena arah tiupannya berubah secara teratur setiap hari.
Angin laut terjadi pada siang hari, sedangkan angin darat terjadi pada malam hari. Fenomena ini merupakan contoh nyata bagaimana perbedaan kapasitas panas antara tanah dan air memengaruhi pergerakan udara di atmosfer.
Proses Terjadinya Angin Laut yaitu Pada siang hari, permukaan daratan lebih cepat menyerap panas dari matahari dibandingkan permukaan laut. Akibatnya, suhu udara di atas daratan meningkat, udara menjadi lebih ringan dan naik ke atmosfer, menciptakan daerah bertekanan rendah. Sementara itu, udara di atas lautan tetap lebih dingin dan bertekanan tinggi. Karena udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, maka udara dari laut mengalir menuju darat.
Angin laut biasanya membawa uap air dari laut menuju daratan, sehingga pada siang hari udara di wilayah pesisir terasa sejuk dan sering kali menyebabkan terbentuknya awan serta hujan lokal di sore hari.
Proses Terjadinya Angin Darat yaitu pada malam hari, permukaan daratan yang cepat panas pada siang hari dan cepat kehilangan panas ketika malam tiba. Sebaliknya, lautan yang memiliki kapasitas panas lebih besar tetap menyimpan suhu panas lebih lama. Hal ini menyebabkan udara di atas daratan menjadi lebih dingin dan padat, membentuk daerah bertekanan tinggi, sedangkan udara di atas laut menjadi lebih hangat dan membentuk daerah bertekanan rendah. Akibatnya, udara dari daratan mengalir ke arah laut.
Angin darat bersifat kering dan relatif dingin karena berasal dari daratan. Pada malam hari, angin ini sering dimanfaatkan oleh nelayan tradisional untuk berlayar menuju laut lepas.
Fenomena angin darat dan laut memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Dalam bidang perikanan, nelayan tradisional sering memanfaatkan angin darat untuk berangkat ke laut pada malam hari, kemudian kembali ke darat pada pagi hari dengan bantuan angin laut.
Angin laut umumnya bertiup antara pukul 09.00 hingga menjelang sore hari, sedangkan angin darat biasanya mulai terasa pada malam hingga dini hari, sekitar pukul 20.00 hingga menjelang pagi.
Keduanya memiliki kecepatan dan kekuatan yang bervariasi tergantung pada kondisi geografis pantai, kelembapan udara, serta perbedaan suhu antara darat dan laut.
Angin Gunung dan Angin Lembah
Angin gunung dan angin lembah adalah angin periodik harian, yaitu angin yang arah tiupannya berubah secara teratur setiap hari akibat perbedaan suhu udara antara lereng gunung dan lembah.
Angin ini biasanya terjadi di daerah pegunungan yang memiliki perbedaan ketinggian dan topografi yang curam. Pergantian arah angin ini disebabkan oleh proses pemanasan dan pendinginan yang berbeda antara permukaan gunung dan lembah pada siang dan malam hari.
Proses Terjadinya Angin Lembah (Siang Hari) yaitu pada siang hari, sinar matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata. Lereng gunung yang langsung terkena cahaya matahari menjadi panas lebih cepat dibandingkan dengan dasar lembah. Akibatnya, udara di lereng gunung menjadi lebih panas, mengembang, dan naik ke atas, membentuk daerah bertekanan rendah. Sementara itu, udara di lembah tetap lebih sejuk dan bertekanan tinggi. Perbedaan tekanan ini menyebabkan udara dari lembah bergerak naik menuju lereng gunung inilah yang disebut Angin Lembah.
Angin ini sering membawa udara lembap yang mendorong terbentuknya awan di sekitar puncak gunung pada siang hingga sore hari, dan kadang memicu hujan lokal di wilayah pegunungan.
Proses Terjadinya Angin Gunung (Malam Hari) yaitu pada saat malam tiba, lereng gunung yang cepat panas pada siang hari juga cepat kehilangan panas pada malam hari. Udara di bagian lereng menjadi dingin dan padat, sedangkan udara di lembah relatif lebih hangat. Akibatnya, udara dingin dari lereng gunung bergerak turun menuju lembah, sehingga terjadilah angin Gunung.
Angin ini bersifat sejuk dan kering karena udara yang turun mengalami penurunan suhu dan kehilangan sebagian kelembapannya. Itulah sebabnya, pada malam hari udara di lembah terasa lebih dingin dibandingkan siang hari, terutama di daerah yang dikelilingi pegunungan.
Angin lembah biasanya bertiup mulai pagi menjelang siang hingga sore hari, ketika sinar matahari memanaskan lereng gunung. Sementara angin gunung mulai terasa pada malam hari hingga dini hari. Fenomena ini terjadi setiap hari secara bergantian dan berulang.
Kecepatan dan kekuatan angin ini bergantung pada tingkat perbedaan suhu antara lembah dan lereng gunung, serta luas area yang terpapar sinar matahari. Kedua jenis angin ini berperan penting dalam mengatur sirkulasi udara di daerah pegunungan.
Angin lembah membantu meningkatkan kelembapan udara di lereng gunung dan mendukung pembentukan awan serta hujan lokal. Hal ini menjadikan wilayah pegunungan memiliki curah hujan lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya.
Angin gunung, sebaliknya, membantu proses pendinginan di lembah dan mendistribusikan udara dingin ke daerah yang lebih rendah, yang sering menyebabkan suhu malam hari di lembah terasa lebih dingin.
Kedua fenomena ini juga berpengaruh terhadap pola pertanian di daerah pegunungan karena memengaruhi suhu, kelembapan, dan intensitas hujan.
Dalam bidang pertanian, misalnya angin lembah dapat membantu penyebaran serbuk sari tanaman, sementara angin gunung berperan dalam menjaga kelembapan tanah di malam hari.


Post a Comment for "Pengertian dan Jenis-Jenis Angin Di Bumi"
Sobat pelaut yang ingin bertanya atau berbagi pengalaman silahkan tinggalkan komentar di bawah ini.
Post a Comment